Terdapat
sembilan spesies lovebird (LB) yang keseluruhannya berasal dari benua Afrika.
Tiga spesies (Abyssinian, Madagascar dan Red Faced) tergolong dalam sexing
dimorphic. Dimorphic artinya jenis kelamin burung-burung tersebut dapat dengan mudah
dikenali dengan melihat, mengamati fisik burung tersebut. Namun untuk enam
jenis burung LB yang lain tergolong non-dimorphic, artinya jenis kelamin
burung-burung tersebut tidak dapat dikenali hanya melalui penglihatan. Jadi, meskipun Anda memiliki “sepasang” lovebirds
belum tentu mereka adalah benar-benar terdiri dari seekor burung jantan dan
seekor burung betina.
Uniknya, LB, meskipun berjenis kelamin sama mereka juga
menunjukkan perilaku seperti sepasang burung jantan dan betina. LB dengan jenis
kelamin sama juga saling menyuap makanan, menyisir bulu (didis; bhs jawa red),
tidur berdempetan, bahkan merekapun mengerami telur (jika keduanya berkelamin
betina). Intinya mereka dapat melakukan perilaku seperti sepasang burung jantan
dan betina, padahal mereka berkelamin sama!
LB yang tergolong non-dimorphic adalah jenis
Peachfaced, Masked, Fischers, Black cheeked, Nyasa dan Black Collared.
Pertanyaannya adalah, “Bagaimana mengenali jenis kelamin jenis-jenis LB tadi?”.
Catatan di bawah ini dapat digunakan sebagai panduan untuk mengenali jenis
kelamin LB. Hal tersebut dapat dilakukan dengan uji coba pada LB yang sudah
matang seksualitasnya. Tanpa menggunakan sexing ilmiah, sepasang LB dapat
diketahui jantan dan betina nya:
• Jika salah satu burung mengerami telur, maka
dia jelas berjenis kelamin betina.
• Jika telur yang dierami menetas, maka jelas
pula LB pasangannya adalah jantan.
Namun sekali lagi, selalu terdapat
pengecualian dalam dunia LB. Terdapat pula LB berjenis kelamin betina yang
tidak pernah mengerami telur, atau LB jantan yang tidak dapat membuahi telur.
Atau dapat pula terjadi meskipun sudah jelas jantan dan betina, namun tidak
jodoh, sehingga membutuhkan pasangan baru. Bagi LB, dan mungkin sebagian besar
jenis burung lain, proses perjodohan hingga perkawinan burung harus matang
secara sexual. LB betina siap untuk mulai bertelur dan melakukan pengeraman
mulai umur 10 hingga 12 bulan.
Terdapat beberapa metode sexing yang tidak
bersifat ilmiah yang sering dilakukan oleh beberapa penangkar LB. Mulai dari
bentuk dan ukuran kepala, posisi kaki burung bertengger (posisi kaki rapat atau
lebar), rongga tulang pelvic (supit udang) hingga bentuk bulu ekor burung
(menciut atau melebar). Dapat pula diamati perilaku burung. Hormon burung
betina yang sudah cukup matang akan menunjukkan perilaku agresif dan sangat
mungkin menyerang burung lain atau hal lain yang mengganggu daerah atau
sarangnya.
Sebaliknya burung jantan lebih menunjukkan
perilaku tenang dan tidak begitu agresif. Semua hal yang diutarakan di atas
adalah cara-cara yang tidak ilmiah. Artinya akurasi atau ketepatan sexing tidak
dapat dijamin seratus persen. Terdapat beberapa pengecualian diantara burung
yang satu dengan yang lain.
Sexing secara ilmiah dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan tes DNA dan operasi. Tes DNA dilakukan dengan menggunakan
sample darah yang dapat diambil dari beberapa tetes darah dari kuku burung.
Sedangkan cara operasi dilakukan dengan cara membius burung dan membuat sebuah
irisan kecil di sisi sebelah kiri tubuh burung. Dengan metode operasi akan
dapat dilihat dengan kasat mata keberadaan indung telur burung tersebut. LB
betina jelas akan terlihat memiliki organ indung telur.
LB biasa mengerami empat hingga enam butir
telur di sarangnya. Cara terbaik untuk membuat telur-telur menetas adalah
dengan membiarkan telur-telur tersebut sebagaimana adanya. Biarkan sang induk
dalam kondisi aman dan tenang dalam mengerami telur-telur tersebut. LB termasuk
burung yang cerdik dan teliti. Mereka dapat menghitung jumlah telur yang mereka
erami. Memindah atau mengurangi telur dalam sarang akan membuat LB mengganti
telur-telur yang hilang. Keduanya bergantian mengerami telur-telur tersebut.
Ketika betina LB mengetahui telur-telur nya tidak akan menetas, maka segera dia
akan berhenti mengeraminya.
No comments:
Post a Comment