Sunday, January 27, 2013

Ciri-ciri Bakalan Anis Merah Tipe Petarung Untuk Lomba


Ciri-ciri Bakalan Atau Trotol Anis Merah Petarung Untuk Lomba, pasti bagi pecinta anis merah atau sering menyebutnya AM sudah tidak salah pilih untuk mencari-cari tipe atau ciri-ciri burung anis merah yang mempunyai tipe petarung yang fungsinya untuk lomba, tapi bagi pemula pasti ini adalah hal yang sulit untuk mencari ciri-ciri tersebut. Nah dari situlah blog yang membahas seputar dunia burung ini akan berbagi biar anda tidak salah pilih mengingat harga trotol Anis merah memang sangat mahal.

Dan inilah Ciri-ciri Bakalan Atau Trotol Anis Merah Petarung Untuk Lomba silahkan anda simak :
Berkelamin jantan
ciri-ciri burung Anis Merah berjenis kelamin jantan dapat dilihat dari postur tubuh yang panjang serasi, ekor lebih panjang, tulang belakang dan supit kecil rapat, warna bulu lebih tegas, paruh berwarna lebih gelap, warna bulu dibawah paruh bagian bawah lebih pudar, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.

Bentuk paruh
sebaiknya pilih bentuk paruh anis merah yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan burung anis merah yang memiliki paruh bengkok.

Posisi lubang hidung
pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Postur badan anis merah
pilihlah bahan Anis Merah yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

Sayap anis merah
mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki anis merah tidak berpengaruh terhadap mental burung.

Lincah dan dan bernafsu makan besar.
Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.

Berdiri pada posisi kepala mendangak 45 derajat.
Boleh percaya boleh tidak, apabila anda mendapatkan bahan yang seperti ini, dijamin umur 7 bulan sudah ngerol dan mulai teler.

Semoga info Ciri-ciri Bakalan Anis Merah Tipe Petarung Untuk Lomba ini bermanfaat buat anda bila anda ingin membeli burung trotol anis merah.

Saturday, January 19, 2013

Jenis - Jenis Burung Muray Batu


Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Kepopuleran muray batu tidak hanya dari segi suaranya yang menarik tapi juga dari gaya bertarungnya yang bisa atraktif dengan tarian ekornya.
Burung muray batu terbagi kedalam beberapa jenis tergantung habitat asli serta asal daerah dari burung tersebut berasal. sementara jenis - jenis muray batu yang kita kenal di sini adalah :
  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.

Selain dari jenis - jenis burung muray batu yang ada di indonesia masih ada juga beberapa jenis burung muray batu yang asalnya dari negeri seberang, berikut beberapa jenis muray batu yang berasal dari negara tetangga:
  • Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
  • Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
  • Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.


Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
  • Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
  • Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
  • Copsychus niger (White Vented Shama)
  • Copsychus cebuensis (Black Shama).
  • Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
  • Copsychus malabaricus (White Rumped Shama)
White-Rumped Shama JANTAN

White-Rumped Shama BETINA



terdiri dari 19 sub-species:
  1. Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
  2. Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
  3. Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
  4. Copsychus albiventris (Andaman)
  5. Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
  6. Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
  7. Copsychus minor (Hainan-China)
  8. Copsychus mallopercnus (Malaysia)
  9. Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  10. Copsychus omissus
  11. Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
  12. Copsychus leggei (Sri Lanka)
  13. Copsychus malabaricus (India)
  14. Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
  15. Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
  16. Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
  17. Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
  18. Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
  19. Copsychus nigricauda (Kangean Island)

Copsychus luzoniensis (White Browed Shama)
terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
  1. Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
  2. Copsychus parvimaculatus (Polillo)
  3. Copsychus shemleyi (Marinduque)
  4. Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).

 White Browed Shama JANTAN

White Browed Shama BETINA


Copsychus niger (White Vented Shama)
Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).


Copsychus cebuensis (Black Shama)
Hidup di wilayah Cebu Philippines. 

 Black shama JANTAN

Black shama BETINA


Trichixos pyrropyqus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)
Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.

 Orange Tailed Shama BETINA

Orange Tailed Shama JANTAN


Membedakan Burung Muray Batu bakalan Jantan dan Betina
Membedakan burung bakalan jantan atau betina pada muray batu bisa dilihat dari penampilan fisiknya.

Bakalan burung Muray Batu Jantan:
Tubuh besar.
Kepala besar dan Lebar.
Ekor panjang dan lebar.
Kaki panjang dengan sisik sedikit kasar.
Paruh panjang, kokoh dan agak tebal.
Bulu hitamnya lebih berkilau, terutama di batas antara bulu hitam dan bulu kecoklatannya.
Bakalan burung muray betina:
Tubuh kecil.
Kepala kecil dan Bulat.
Ekor pendek dan kecil.
Kaki pendek dengan sisik lebih halus.
Paruh pendek, tipis dan agak melengkung.
Bulu putih yang ada di punggung agak sempit, bulu hitam sedikit kusam atau keabu2an, terutama di batas antara bulu hitam dan kecoklatannya.

Untuk membedakan piyikan agak sulit, kalau piyik tersebut mempunyai tubuh lebih besar dan panjang, serta pada sayap bagian tengah dadanya terdapat bintik-bintik berwarna coklat maka dapat dipastikan bahwa piyik tersebut berjenis kelamin jantan.
Piyik betina ; memiliki tubuh yang lebih kecil dan pendek, pada bagian tengah dadanya ada bulu muda keputihan sedikit bercampur dengan coklat tipis yang memanjang ke bawah.

Friday, January 11, 2013

GELATIK JAWA DAN GELATIK BATU

GELATIK JAWA DAN GELATIK BATU 

Kedua jenis burung ini sama-sama berwarna “plangkok/wingko” (Bhs. Jawa) yang artinya mempunyai dua atau lebih warna yang kontras pada bagian tertentu. Biasanya warna sekitar mata berwarna putih, kepala hitam, warna pungung abu-abu (silver) dan dada putih kecoklatan. Namun warna-warni yang indah tersebut tidaklah mutlak, apalagi untuk jenis gelatik Jawa dari hasil persilangan telah membuahkan berbagai tipe warna yang cukup menarik.

Burung-burung dikenal juga sebagai burung Pipit yang termasuk ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku Estrildinae, bagian dari suku Passeridae yang lebih luas. Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.

Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki oleh Nesocharis shelleyi yang panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.

Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.


GELATIK JAWA

Gelatik Jawa atau Padda oryzivora adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang lebih kurang 15cm, dari suku Estrildidae. Burung gelatik Jawa memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar. Burung dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya. Burung jantan dan betina serupa. Burung muda berwarna coklat.

Burung ini endemik dari Indonesia dan di alam ditemukan di hutan padang rumput, sawah dan lahan budidaya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.

Perilakunya senang berkelompok dan cepat berpindah-pindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya.

Spesies ini merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini menyebabkan populasi gelatik Jawa menyusut pesat dan terancam punah di habitat aslinya dalam waktu singkat. Sekarang telah sulit untuk menemukan gelatik di persawahan atau ladang.

Gelatik Jawa untuk sekarang ini sudah ada yang berhasil menangkarkan atau yang dikenal dengan Gelatik Silver. Gelatik silver termasuk salah satu gelatik yang muncul karena adanya mutasi warna yang terjadi dalam penangkaran gelatik jawa di luar negeri. Sama halnya dengan jenis gelatik lainnya, daya tarik gelatik silver juga terletak pada warna bulunya yang indah. Untuk mengenalnya lebih jauh sebaiknya mengetahui lebih dahulu ciri-ciri burung gelatik silver ini.

Bagian atas paruh hingga kepala bagian belakang berwarna abu-abu kehitaman.Warna abu-abu pada bagian ini terlihat paling gelap (abu-abu tua). Bulu di bagian samping kepala atau bagian pipi berwarna putih. Bagian dagu, dada, punggung, hingga ekor bagian atas berwarna abu-abu muda. Perut hingga bagian kloaka serta ekor bagian bawah berwarna putih. Sayap berwarna abu-abu muda, berangsur-angsur ke arah ujung memudar keputih-putihan. Mata berwarna hitam bening dengan lingkaran mata berwarna merah terang. Paruh berwarna merah cerah dengan bagian tepi berwarna putih kekuningan. Kaki berwarna merah muda dengan ruas-ruas yang berwarna putih. Warna merah pada bagian kaki lebih pucat dibandingkan dengan warna pada paruh. Kuku berwarna putih kekuningan senada dengan warna bagian tepi paruh.

Panjang tubuh gelatik silver dari kepala hingga ekor kurang lebih 12–15 cm. Ukuran panjang ini tergantung pada lingkungan dan baik atau tidaknya pakan yang diberikan kepada gelatik tersebut. Jika lingkungannya mendukung serta gelatik mendapatkan pakan yang baik, maka burung ini akan tumbuh dengan sempurna dan memiliki ukuran panjang tubuh yang optimal.

MEMBEDAKAN JANTAN ATAU BETINA SECARA FISIK
Untuk membedakan jenis kelamin pada gelatik silver sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk membedakan antara jantan dan betina pada gelatik silver.

1. Bentuk paruh
Bentuk paruh antara gelatik silver jantan dan betina secara sekilas hampir sama. Untuk membedakannya harus diamati secara teliti. Bagi penangkar, tentunya sudah terbiasa dan cepat dalam membedakannya. Lain halnya bagi yang masih awam harus mencermatinya benar-benar.

Paruh gelatik siver jantan, lebih tebal membentuk lekukan pada bagian atas kepala. Paruh gelatik silver betina, hampir rata dengan bagian atas kepala.
Bentuk paruh gelatik silver jantan lebih melebar jika dilihat dari depan. Sementara jika dilihat dari samping akan tampak lebih menebal. Bagian yang menebal ini terlihat jelas pada paruh bagian atas. Pada bagian atas lubang hidungnya kelihatan lebih menebal sehingga membuat lekukan pada kepalanya. Sementara pada yang betina bagian ini tidak terlalu tebal sehingga bagian atas kepala sampai ke ujung paruh terlihat lebih rata.

Warna paruh umumnya sama antara yang jantan dengan betina. Namun jika dibandingkan, warna merah pada paruh gelatik silver betina cenderung lebih terang. Sementara pada paruh gelatik silver jantan lebih tajam (gelap).

2. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh gelatik silver jantan dan betina hampir sama. Namun jika diamati, tubuh jantan akan kelihatan lebih panjang terutama pada bagian leher dan kaki. Namun, hal ini lebih dikarenakan kebiasaan gelatik silver jantan yang suka bertengger dengan tubuh yang tegak. Sedangkan yang betina umumnya saat bertengger kurang tegak dan lebih suka diam. Selain itu, kaki dan jemari yang jantan umumnya lebih panjang serta ramping dibanding betinanya.

3. Suara yang diperdengarkan
Baik gelatik silver jantan maupun betina dapat bersuara. Namun, suara pada yang betina hanya sedikit sehingga sering dikatakan tidak bersuara. Lain halnya pada yang jantan, suaranya lantang dan dapat membentuk kicauan. Kicauan ini cukup enak untuk dinikmati, meski saat ini hal tersebut kurang diperhatikan. Kicauan akan semakin keras saat masa berahi. Pada saat ini gelatik silver jantan menunjukkan kemampuannya untuk menarik pasangannya. Selain dengan suara, gelatik silver jantan juga memiliki sejenis tarian untuk memikat, sedangkan yang betina relatif lebih diam (pasif).


GELATIK BATU

Gelatik Batu Parus major( Paridae) dari sisi suara relative lebih bagus dan bervariasi dari pada kicauan Gelatik Jawa (Silver), hanya saja dari sisi penampilan Gelatik Batu warnanya relative kurang cemerlang dibanding Gelatik Jawa. Paruh yang berbeda dari sisi warna maupun bentuk, untuk Gelatik Batu paruh runcing dan bisa diguakan untuk makan serangga, sedangkan untuk paruh Gelatik Jawa (Silver) berbentuk tumpul mirip dengan paruh emprit yang biasa digunakan untuk makan biji-bijian.
Deskripsi

Tubuh berukuran kecil (13 cm).Tubuh warna hitam, abu-abu, putih. Kepala dan kerongkongan hitam. Bercak putih mencolok di sisi muka. Setrip putih pada sayap. Paruh kecil. Iris hitam, paruh kehitaman, kaki abu-abu gelap. Bersifat lincah, aktif bergerak, naik turun di puncak pohon atau permukaan tanah. Berburu dalam kelompok keluarga atau pasangan. Menyukai pohon berdaun jarum dan cemara.

Makanan: berbagai serangga. Sarang berupa lubang pohon, bekas sarang Takur bultok, dilapisi lumut.
Telur berwarna putih berbintik merah, jumlah 3-4 butir.
Berbiak bulan April-Juni.

Tempat hidup dan kebiasaan
Mengunjungi hutan mangrove, hutan pantai, hutan terbuka, pekarangan, lahan budidaya, dan kadang perdu sampai ketinggian 2400 mdpl. Burung kecil yang lincah, bergerak aktif naik turun di puncak pohon atau di permukaan tanah. Memakan beragam makanan tetapi kebanyakan serangga yang ditangkap di pohon. Berburu dalam kelompok keluarga atau berpasangan.

Sunday, January 6, 2013

Cara Beternak Jalak Suren



Cara beternak jalak suren – Sudah banyak dilakukan para peternak burung saat ini. Sebelum kita berternak burung jalak suren, harus kita ketahui cara membedakan jenis kelamin jarak suren tersebut sebelum kita jodohkan. Cara membedakan jenis kelamin jalak suren adalah pada jenis kelamin jantan warna duburnya hitam dan pada jenis kelamin betina warna duburnya merah. kejelasan warna dubur tergantung dari usia burung tersebut.

Proses perjodohan burung jalak suren
Pada proses ini perlu di pastikan bahwa burung tersebut memang berjodoh setelah dimasukkan dalam kandang penangkaran pada sore hari. Tapi sebelum dimasukkan dalam kandang penangkaran, taruh kedua sangkar burung yang akan dijodohkan berdampingan selama 1 minggu.

Kandang Penangkaran
Kandang penangkaran yang baik menurut cara beternak jalak suren berukuran 1 x 2 m dengan ketinggian 2 m berbentuk kubus. Sediakan juga tempat mandi burung suren karena birahi burung jalak suren akan bertambah setelah mandi. Jangan lupa sediakan juga sarang kotak kayu berukuran  40 x 30 x 30 cm dan daun pohon pinus dibawah kandang untuk persediaan burung jalak suren membuat sarang.

Usahakan didalam kandang di beri pohon yang masih hidup, seperti pohon beringin misalnya, yang dibawahnya terdapat sedikit rerumputan agar mirip seperti di alam liar. Penambahan tempat bertengger yang besar dan lebar akan memudahkan proses perkawinan jalak suren, tidak lupa pula tempat makan dan minum jalak suren juga di sediakan.

Pakan jalak suren
Pakan yang baik akan menambah birahi  dan mempercepat proses perkawinan jalak suren, pakan yang baik diantaranya adalah : pepaya, pisang dan serangga misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong atau jangkrik.

Perkawinan
Jalak suren biasanya berumur 10 – 12 bulan yang siap di tangkarkan, untuk betina yang baik berumur 1 tahun dan jantan berumur 1, 5 – 2 tahun. karena pada umumnya betina lebih cepat dewasa dibandingkan jantan.

Setiap perkawinan jalak suren biasanya menghasilkan 3 – 4 telur. untuk mempercepat proses perkainan kembali jalak suren, sebaiknya penetasan dilakukan dengan mesin penetas. Jadi perkawinan kembali tanpa perlu menunggu proses pengengkraman yang biasanya sampai 14 hari. anakan jalak suren siap di jual setelah berumur 1,5 bulan.