Goldfinch memiliki warna kombinasi yang menarik. Beberapa warna menyambung seperti warna putih kecoklatan ke arah dada. Muka layaknya sebuah topeng merah menyala menutupi seluruh wajah, sebuah garis hitam ada disekitar paruh. Bagian atas kepala dan leher berwarna hitam. Tengah dada dan perut berwarna putih, sayap hitam dengan beberapa untaian bulu kuning cerah dan bintik-bintik putih yang terlihat dari pangkal hingga ujung. Ekor agak bercabang, hitam dengan garis bulu putih.
Ciri yang terlihat jelas untuk
jenis ini adalah bentuk paruh yang panjang dan runcing. Warnanya putih pink
dengan ujung gelap. Beberapa jenis persilangannya memang agak kusam warna
bulunya, namun kalau melihat paruhnya kita akan bisa melihat perbedaan dengan
jenis finch lainnya,Goldfinch jantan memiliki wajah
lebih merah di belakang mata, untuk betina agak memudar.
Jenis ini termasuk burung yang agresif, gerakan lincah dan biasanya
sifat liarnya sangat menonjol. Burung yang masih mempunyai
habitat di beberapa tempat ini mulai abad 20 dikategorikan sebagai burung yang
dilindungi,
Faktor yang membuatnya berkurang
diprediksi karena penangkapan liar dan makanan yang dikonsumsi di habitatnya
sudah terkontaminasi penggunaan peptisida yang berlebihan. Beberapa penangkar
membuat persilangan dengan kenari, maka muncullah beberapa variasi warna yang
membentuk seperti sebuah mutasi. Warna yang agak keputihan dan beberapa kusam
merupakan hasil keturunan jenis ini, dan kembali pada perbedaan genetik maka
masih banyak kegagalan yang bisa ditimbulkan.
Beberapa bijian alternatif sudah
dikhususkan untuk pengembangbiakan jenis ini, makanan yang tidak sesuai bisa
menimbulkan kurang cerahnya bulu, sehingga kadang sepintas tidak bisa
membedakan jenis asli dan keturunan yang memang mempunyai warna yang tidak
secerah aslinya. Yang membuatnya berbeda adalah bentuk paruh yang meruncing
sebagai pengenal utama akan keturunan jenis ini.
Tahun ke tahun diharapkan burung
bisa dikembangkan dan juga diupayakan tetap bisa mempertahankan hidup di
habitatnya, namun saat ini meskipun ditangkap dan diharap untuk dikembangkan,
tetap saja 'penangkapan liar' sebagai tindakan yang ilegal.
Menurut Data base yang dicatat
tokoh Ornithologue Alan P. Peterson spesies ini terdiri dari subspesies
berikut:
* Carduelis Carduelis caniceps
Vigors 1831 - Himalaya;
* Carduelis Carduelis subulata
(Gloger) 1833 - Turkistan;
* Carduelis Carduelis Britannica
(Hartert) 1903 - Inggris & Irlandia;
* Carduelis Carduelis Loudon
Zarudny 1906 - Iran dan Utara Azerbaijan;
* Parva Carduelis Carduelis
Tschusi 1901 - Spanyol
* Carduelis Arrigoni degli Oddi
carduelis tschusii 1902
* Carduelis Carduelis volgensis
Buturlin 1906
* Carduelis Carduelis niediecki
Reichenow 1907 - Siprus, Rhodes, Timur Tengah dan Timur Dekat;
* Carduelis Carduelis paropanisi
Kollibay 1910 - Asia Tengah;
* Carduelis Carduelis colchica
Koudashev 1915
* Carduelis Carduelis balcanica
Sachtleben 1919 - Balkan: Bulgaria, Yunani dan Makedonia
* Carduelis Carduelis
bruniventris Schiebel, 1934 - Corsica, Sardinia dan Sisilia;
* Carduelis Carduelis Schiebel
(Jordan Steinbacher, 1943) di Crete
* Carduelis Carduelis Koelz
ultima * 1949 - Iran;
* Carduelis Carduelis Frigoris
Wolters 1953
No comments:
Post a Comment